Jumat, 29 Juni 2018

Blok Migas Pulau Marsela Maluku Barat Daya

Setelah cukup lama tidak update tentang informasi Indonesia Timur, kali ini saya kembali menginformasikan tentang Pulau Masela, tapi sebenarnya namanya apakah Pulau Marsela atau Pulau Masela ya??

Pulau Marsela hanya dapat ditempuh dengan menggunakan Kapal Perintis atau Kapal Feri dari Pulau Yamdena (Maluku Tenggara Barat) dengan jadwal kapal yang tidak menentu (estimasi 2 hingga 3 hari penantian), waktu itu saya dari Kota Saumlaki menunggu 2 malam dan 2 hari baru ada informasi Sabuk Nusantara 33 sandar di Pelabuhan Saumlaki dan esoknya melanjutkan perjalanan ke Pulau Marsela. 

Dermaga Pulau Marsela































Kurang lebih pukul 18.00 petang WIT kapal berlabuh meninggalkan Pulau Jamdena untuk menuju ke Pulau Marsela, kurang lebih 10-12 jam kami sampai di Pulau Marsela. 
Kesan yang saya lihat dari kejauhan mendekati dermaga "Gelap". yaaa seolah olah pulau yang tidak berpenduduk , maklum waktu sandar kurang lebih pukul 5 pagi WIT, lampu penerangan pelabuhan juga tidak berfungsi. dengan memakai lampu penerangan "sokle" dari kapal Sabuk, mulai kelihatan beberapa orang yang bisa dihitung dengan jari saja menunggu kapal untuk sandar. 

Setelah sandar, saya pun turun untuk kemudian bertanya ojek adakah disini? jawaban yang luar biasa dari warga "tidak ada ojek mas disini, dan mas mau kemana?" hahaha sampai saat ini bila ingat jawaban itu saya tertawa geli :-)
Tujuan saya berada kurang lebih 2-3 km dari pelabuhan, dengan diantarkan penduduk setempat dengan motor dan luar biasanya saat saya mengeluarkan beberapa lembar uang, penduduk setempat menolak imbalan tersebut, kearifan lokal yang luarbiasa dari Maluku Barat Daya

Tempat tinggal selama di pulau Marsela
















Formasi komplit
















Pulau Marsela apabila kita berjalan keliling Pulau tidak lebih dari 40 Km (ujung Selatan desa Telalora dan ujung Utara Desa Papilewan), jarak lebar pulau hanya 4-5 Km saja ( jarak antara desa Latalola Besar yang berada di Pelabuhan Marsela dan Desa Masela). Satu lagi cerita disini yaitu masih banyak masyarakat yang berjalan kaki dan memakai transportasi kapal motor (bantuan dari Kementrian Desa Tertinggal dan Kementrian Kelautan) sedangkan untuk transportasi darat hanya ada pickup dan dumptruck untuk pembangunan jalan saja, motor hanya beberapa.

Salah satu Gereja di Desa Serili

Salah satu sudut jalan utama di Desa Serili Pulau Marsela













Salah satu SMK di Pulau Marsela (SMK Perikanan)



Salah satu pantai di Marsela


















Kurang lebih 7 hari saya berada di pulau marsela dengan meninggalkan banyak sekali cerita yang luar biasa, sulit dilupakan dan pastinya selalu ingin kembali disana

Share this post
  • Share to Facebook
  • Share to Twitter
  • Share to Google+
  • Share to Stumble Upon
  • Share to Evernote
  • Share to Blogger
  • Share to Email
  • Share to Yahoo Messenger
  • More...

0 komentar

:) :-) :)) =)) :( :-( :(( :d :-d @-) :p :o :>) (o) [-( :-? (p) :-s (m) 8-) :-t :-b b-( :-# =p~ :-$ (b) (f) x-) (k) (h) (c) cheer

 
© 2011 Mochammad Iksan
Designed by Blog Thiet Ke
Posts RSSComments RSS
Back to top